Di Balik Gemerlap Dubai: Tren Pasar Loak & Hidup yang Berkelanjutan

Bagi sebagian orang, membeli barang bekas mungkin masih dianggap kurang bergengsi. Tapi di Dubai, anggapan itu tidak berlaku.

Penulis & Foto Deb Simarmata

waktu baca 3 menit
15/06/2025
163 views
Banyak pilihan jam tangan bekas dan vintage di Dubai Flea Market. Beberapa item ditawarkan lengkap dengan sertifikat, garansi, bahkan servis langsung di tempat. Dubai, 2025.
Banyak pilihan jam tangan bekas dan vintage di Dubai Flea Market. Beberapa item ditawarkan lengkap dengan sertifikat, garansi, bahkan servis langsung di tempat. Dubai, 2025.

DUBAI. Kota yang lekat dengan citra mewah, gedung pencakar langit, pusat perbelanjaan raksasa, serta mobil sport berseliweran. Namun, di balik segala kemegahan tersebut, terdapat sisi lain Dubai yang lebih membumi, yaitu budaya jual beli barang bekas atau secondhand yang semakin marak dan justru menjadi gaya hidup banyak warganya.

Bagi sebagian orang, membeli barang bekas mungkin masih dianggap kurang bergengsi. Tapi di Dubai, anggapan itu tidak berlaku. Justru, semakin banyak masyarakat yang menyadari pentingnya konsumsi berkelanjutan dan memilih membeli barang preloved sebagai bagian dari gaya hidup sadar lingkungan. Menariknya lagi, kegiatan ini bukan sekadar berlangsung secara daring, tapi juga meriah secara luring melalui berbagai ajang pasar loak atau flea market.

Sepatu dan baju preloved siap diborong. Dubai, 2025.

Salah satu yang paling dikenal adalah Dubai Flea Market, yang secara rutin diselenggarakan di berbagai lokasi di kota ini. Salah satu tempat favoritnya adalah Zabeel Park, sebuah taman kota yang luas dan rindang. Di sinilah pasar loak terbesar dan tersibuk biasanya berlangsung. Teman saya, Tika, pernah turut serta menyewa tenda di acara ini. Dengan membayar sekitar 250 dirham (sekitar satu juta rupiah), ia membuka lapak pribadi untuk menjual pakaian, sepatu, serta aksesori miliknya yang masih dalam kondisi sangat layak.

“Awalnya hanya ingin membersihkan isi lemari, tapi ternyata seru sekali. Banyak yang datang, banyak yang beli. Tidak saya sangka bisa seramai ini,” ujar Tika.

Yang menarik, mayoritas penjual di pasar loak Dubai bukanlah pedagang profesional. Mereka adalah warga biasa, seperti para ibu rumah tangga, mahasiswa, pekerja, atau keluarga ekspatriat yang hendak pindah negara. Sebagian bahkan datang dengan mobil-mobil mewah, dan menjual barang-barang bermerek seperti tas kulit, sepatu desainer, atau perangkat elektronik dengan harga miring. Ada kesan kontras yang unik, namun itulah realitas Dubai. Kotayang mampu memadukan kemewahan dengan kesederhanaan dalam satu ruang.

Sebagaimana diketahui, hampir 90 persen penduduk Dubai merupakan pendatang dari berbagai negara. Artinya, banyak dari mereka hanya tinggal sementara, baik karena kontrak kerja, studi, atau urusan bisnis. Maka tak heran, ketika masa tinggal berakhir dan mereka harus kembali ke negara asal atau pindah ke negara lain, menjual barang menjadi solusi yang praktis. Dibandingkan membayar jasa pindahan internasional yang mahal dan merepotkan, menjual barang adalah pilihan yang lebih ringan dan efisien.

Barang yang dijual pun sangat beragam. Mulai dari perlengkapan dapur, perabot rumah tangga, mainan anak, pakaian, tas, sepatu, aksesori, barang pecah belah, hingga peralatan elektronik, komputer, perlengkapan olahraga, dan alat musik. Hampir semua benda rumah tangga yang dapat dibayangkan, kemungkinan besar dapat ditemukan di pasar loak ini. Barang-barang yang paling cepat terjual biasanya adalah pakaian dan perabot, dua kategori yang paling diburu oleh para pengunjung.

Saat musim panas tiba, sekitar bulan Juni hingga September, kegiatan pasar loak tak berhenti, hanya berpindah ke ruang tertutup yang dilengkapi pendingin udara. Wajar saja, sebab suhu di Dubai bisa mencapai 45 derajat Celsius pada siang hari. Maka, acara seperti Dubai Flea Market pun tetap berjalan di dalam aula sekolah, balai komunitas, atau ruang serbaguna hotel yang disewa secara khusus.

Suasana ramai di Dubai Flea Market, Al Barsha, 2025.

Selain kegiatan jual beli secara langsung, jual beli barang bekas juga sangat aktif di dunia digital. Salah satu platform yang paling populer adalah Facebook Marketplace. Terdapat berbagai grup baik terbuka maupun tertutup, yang khusus membahas dan memfasilitasi jual beli barang bekas. Beberapa grup bersifat umum, ada pula yang spesifik, seperti grup komunitas ekspatriat Indonesia, grup barang bayi, hingga grup perabot rumah tangga.

Selain itu, ada juga Dubizzle, sebuah aplikasi yang sangat terkenal di kalangan penduduk Dubai. Aplikasi ini serupa dengan OLX di Indonesia, namun cakupannya lebih luas. Di Dubizzle, kamu bisa menemukan berbagai iklan, mulai dari barang bekas, properti, kendaraan, hingga lowongan pekerjaan. Bagi banyak orang, Dubizzle menjadi andalan utama ketika mereka hendak pindahan, membersihkan rumah, atau sekadar mencari penawaran menarik.

Yang membuat budaya jual beli barang bekas ini terasa menyenangkan adalah suasananya yang ramah dan inklusif. Tidak ada stigma negatif terhadap barang secondhand. Bahkan, banyak warga yang merasa bangga bisa membeli barang berkualitas dengan harga lebih hemat, sekaligus berkontribusi pada pengurangan limbah rumah tangga. Semangat ini sejalan dengan gerakan global untuk hidup lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab secara lingkungan.

Saya sendiri pernah menemukan sebuah dress dari Zimmermann, nyaris baru, dengan harga hanya 30 dirham. Selain itu juga kursi buatan designer Italy seharga 50 dirham saja, kondisinya masih sangat bagus. Di luar harga yang ramah di kantong, nilai lebihnya adalah cerita yang menyertai barang tersebut. Penjual biasanya dengan senang hati bercerita: mengapa barang itu dijual, siapa pemilik sebelumnya, atau bahkan bagaimana barang itu didapatkan.

Berburu barang bekas di Dubai bukan hanya soal berhemat, tapi juga tentang menemukan kejutan. Setiap kunjungan ke flea market bisa menjadi pengalaman yang berbeda dan tidak jarang terasa seperti perburuan harta karun.

Jadi, jika Anda sedang berada di Dubai dan merasa bosan dengan rutinitas mengunjungi pusat perbelanjaan besar, cobalah sesekali mengunjungi pasar loak. Selain mendapatkan barang unik dengan harga menarik, Anda juga bisa merasakan interaksi yang lebih akrab, suasana yang hangat, dan mungkin—menemukan sesuatu yang jauh lebih berharga dari sekadar benda: cerita, koneksi, dan kesadaran akan hidup yang lebih sederhana dan berkelanjutan.

Karena di Dubai, bahkan di tengah kilau pencakar langit dan kemewahan yang tak ada habisnya, selalu ada ruang untuk hal-hal kecil yang hangat, manusiawi, dan penuh makna.

Debora Simarmata, S.Ds
Fashion Enthusiast

Pintu masuk Flea Market dengan papan petunjuk yang jelas dan ada stan administrasi bagi yang ingin ikut berjualan. Dubai, 2025.

Avatar Deb Simarmata

Deb Simarmata
Beauty admirer and world wanderer

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

Keceriaan anak akan lingkungan rumahnya, meski di mata orang dewasa suasana padat dan hiruk-pikuk mendominasi. Digambar oleh Khayla & diwarnai oleh Kimiko, Tangerang Selatan, 2025.
Next Story

Cerbung Vokal